Total Tayangan Halaman

Rabu, 13 November 2013

SYAHADAT & SHALAT PENGHALANG PENGALIRAN DARAH



Stiap agama pastilah mempunyai perjanjian-perjanjian awal tuk memulai (memasuki) agamanya, Nasrani dan Yahudi contohnya mempunyai perjanjiannya sendiri atau yang dikenal oleh kalangan mererka dengan istilah baptis. Sedangkan Islam dikenal dengan “syahdatain” dua kalimat yang menyatakan bahwa dirinya tulus iklas mengikuti serta mengakui Muhammad sebagi nabi dan pembawa syari’at. Bukan hanya itu ternyata syahadat juga menjadikan kita bersaudara serta aman dari orang yang bersyahadat juga dari manapun ajarannya (sektenya), ada suatu kisah di jaman Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam ketika terjadi peperangan, ada salah seorang sahabat yang dating kepada rasul dengan membawa harta rampasan (ghonimah) dengan membawa kabare denga terbunuhnya sipemilik harta. Kemudian rasul berkata tapi dia orang yang bersyahadat. Kemudian sahabat itu berkata lagi “dia bersyahadat hanya tuk menyelamatkan diri dan hartanya dari diriku wahai rasul” kemudian rasul menjawab “apakah kamu membunuh orang yang bersyahadat hanya untuk mendapatkan hartanya?” (al-Hadits).
Selain dari syahadat sholat juga salah satu orang menjadi saudara atau terhalang darahnya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “Dan jika mereka bertobat, melaksanakan sholat dan membayar dzakat. Maka (berarti mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui”(QS, at Taubah : 11) bahkan sebagai penegasan serta penafsiran dari ayat ini rasul juga pernah memerintahkan sekelompok pasukannya tuk menyerang sebuah desa dimana desa itu tidak terdengar suara adzan sedikitpun, juga di sebuah kisah yang berbeda ada seorang sahabat yang diperintahkan tuk menyerang sebuah desa terpaksa tuk membatalkan perintah rasul karena sahabat itu mendengar seruan adzan dari desa yang diperintahkan tuk diserang tersebut dan disetujui oleh rasul.

Senin, 04 November 2013

UJIAN ALLAH DARI DUA DALIL YANG BERHADAPAN.


Allah Subhanahu Wata’ala selalu menguji manusia dari seluruh kehidupannya, begitu juga diciptakannya alam ini secara berpasang-pasangan. Agar manusia mampu memilih jalannya dan mencapai kebahagiaan. Allah berfirman “Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”. (QS. Asy Syams:8-10). Bukan hanya itu untuk landasan hidup Allah Subhanahu Wata’ala juga memberikan pilihan hamba-Nya agar manusi mampu menggunakan akalnya sendiri. Allah berfirman, “Dialah yang menurunkan kitab (Al Qur’an) kepadamu (Muhammad). Diantaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok kitab (Al Qur’an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, mereka mengikutinyang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata “kami beriman kepadanya (Al Qur’an), semuanya dari  sisi Rabb kami”. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal”. (QS. Ali Imran:7)
Untuk menjalani hidupnya seorang manusia diberikan hati agar mampu memilih yang terbaik untuknya (bersitan hati ataw hati nurani), asy Syaikh al Islam Ibnu Taimiyyah memberikan banyak keterangan dalam kitabnya “darut ta’arud al aql wa an naql” (terj. Menghindari pertentangan antara akal dengan wahyu). Salah satu keterangan beliau adalah, “jika dalil bertentangan dengan akal bukan berarti akal yang salah, tetapi mungkin hati manusia itu yang masih tertutup dengan keinginan dunia”(didalam catatan belakang dari buku terjemahan). Keterangan asy Syaikh ini ternya hampir sama dengan kejadian-kejadian yang terjadi setelah masa beliau, dapat diambil contoh sekarang ini banyak orang yang mengerti akan ilmu agama (ulama) berkelakuan buruk atau melegalkan perbuatannya yang dzolim kepada umat atau menyelisihi syari’at tetapi menggunakan dalil yang tentu saja memusingkan orang-orang yang jahil ataw bodoh dalam agamanya. Rasulullah juga mengabarkan ulama-ulama yang demikian itu denga ulama su’(buruk). Rasul Shalallahu’alaihi Wassalam pernah membuat garis dan berkata ini jalan ku juga membuat garis-garis disamping kiri dan kanannya sambil mengucapkan dan ini jalan-jalan ahlul bid’ah (al Hadits).

Jumat, 01 November 2013



BOLEHNYA SERUAN KESUKUAN DISAAT PEPERANGAN.

Bangga terhadap sebuah negara, suku ataupun bani ternyata tidaklah selamanya bertentangan dengan ajaran Islam, karena telah banyak contoh dari para ulama ataupun orang-orang yang sejaman dengan nabi meneriakkan kesukuannya atau golongannya (memanggil dengan panggilan golongan atau bani). hal ini pernah terjadi ketika perang tho'if dimana terjadi kekacauan yang memecah barisan pasukan Islam, hal itupun juga dilakukan oleh beberapa sahabat yang terkenal.
Sekarang panggilan kesukuan itupun juga terjadi di beberapa negara-negara Islam atau yang mayoritas berpenduduk Islam tuk menjaga teritorialnya (daerah kekuasaannya) sebagaimana yang terjadi dijaman syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
walaupun para ulama mendho'ifkan bahkan menyatakan maudhu' hadits mencintai tanah air "hubbulwathon minnal 'iman" (mencintai negara sebagian dari keimanan) tetapi ini tidak bertentangan dengan Alqur'an dan Assunnah, yang sudah tentu wajib tuk tho'at kepada pemimpin dari sebuah negara atau daerah yang mayoritas beragama Islam tersebut. asy syaikh Utsman bin Yusuf (seorang mufti dari madinah) yang juga disaksikan oleh 5 pelajar dari indonesia memberikan keterangan ketika ditanya tentan keta'atan kepada pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum Islam (negara demokrasi). maka beliau menjawab "kalau pemimpinnya masih mendirikan sholat, maka ta'at kepadanya hukumnya wajib. walaupun hukum yang digunakannya tidak menggunakan hukum Islam (syari'at). (Hal ini dapat dilihat di google tentang fatwa syaik Utsman bin Yusuf tentang hukum demokrasi). fatwa beliau juga sejalan dengan fatwa ulama klasik seorang pemuka tabi'in imam Hasan al Bashri, beliau memerintahkan para muridnya tuk tetap menjaga keta'atan kepada Hajjaj bin Yusuf walaupun hukum yang digunakannya bukan hukum Islam. Rasulullah Shalallahu"alaihi Wassalam bersabda, "Tunaikanlah kewajibanmu kepada mereka (umaro atau pemerintah), dan minta hak kamu kepada Allah Subhanahu Wata'ala. (HR. Muslim). Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah juga berkata, "Dipimpin oleh orang kafir tapi adil itu lebih baik dari pada dipimpin oleh orang Islam yang dzolim" perkata syaikh yang lain kepada pemimpin Tartar ketika terjadi peperangan, "Dulu Tartar dipimpin oleh bapakmu yang kafir itu lebih baik, tapi sekarang Tartar dipimpin oleh keturunannya yang Islam malah menjadi buruk". (perkataan syaikh yang terkenal ini dapat dilihat di kitab Siasah Syar'iah)

Sabtu, 12 Oktober 2013

jalan golongan orang orang selamat



THOIFAH MANSORUH (Jalan golongan orang-orang selamat)
Bagi sebagian yang awam dengan agama islam mungkin agak sedikit bingung dengan banyaknya golongan ataw bendera yang mengatasnamakan islam sebagai panjinya, namun itu merupakan suatu takdirullah yang memang dan harus terjadi untuk menyambut hari yang mencekam, menakutkan, juga mungkin menurut sebagian kalangan hari-hari yang dinantikan (armagedon ataw the end of the world ataw hari kiamat) karena disaat itu islam akan kembali menegakkan khilafahnya brikut dengan syari'at yang benar-benar dirindukan oleh kalangan yang benar-benar menunggu datangnya hari kiamat dan saat itu hanya satu golongan dari kalangan orang-orang islam yang tinggal dan berjuang tuk menjaga serta menghancurkan musuh-musuhnya yang dipimpin oleh dajjal. Golongan islam itu yang dikenal dengan nama thoifah mansuroh ataw al ghuroba ataw ahlussunnah wal jama'ah (orang yang benar-benar memegang teguh Al qur'an dan As sunnah).
Disaat ini memang banyak orang yang mengaku sebagai ahlussunnah walaupun pada hakikatnya mereka juga menjalankan kebid'ahan-kebid'ahan didalam pemahamanny dengan beralasan bid'ah hasannah dan berdalil sahabat rasulullah yang mulia Umar radiyallahu 'anhu, disini juga ada sdikit bantahan tuk dalil mereka. Pertama, tidak ada yang namanya bid'ah hassanah semua bid'ah adalah sesat. Memang ada jika merujuk kepada kitab al 'itishom, didalamnya membahas dua macam bid'ah bid'ah haqiqiyah (sgala bentuk macam  amal ibadah yang tidak ada dalilnya, baik itu dari al Qur'an maupun as Sunnah, dan pelakunya bisa terjerumus kedalam kekafiran) dan bid'ah idhofiyah (segala macam bentuk amal ibadah yang terlihat seperti mempunyai dalail ataw  mempunyai dalil namun dalilnya lemah ataw hanya perkataan ulama yang terkadang bertentangan dengan  dalil-dalil yang shohih, namun pelakunya hanya disebut sebagai ahlul bid'ah ataw yang dikenal saat ini islam yang jahil ataw bodoh). Namun juga ada beberapa kelompok yang tidak takut-takut mengatakan sebagai lawan dari sunnah ataw sunni seperti mu'tazilah di Indonesia yang dimotori oleh almarhum Prof. Doktor. Nurcholis Majid di dalam bukkunya rekonstruksi pemokoran Cak Nur. (di dalamnya beliau mengatakan saya bangga menjadi mu'tazilah lawan dari sunnah yang beliau sebut orang-orang yang bodoh ataw orang yang tidak menggunakan akalny hanya berpaut kepada dalil), Syi'ah walaupun sudah banyak sekte-sekte syi'ah diindonesia namun di indonesia syi'ah yang dikenal dimotori oleh Prof. Doktor. Djalaluddin Rahmat dengan bangganya beliau mengibarkan bendera IJABI (ikatan ahlul bait indonesia).
Sedangkan tuk mengenal mana Ahlussunnah atau kelompok yang benar-benar selamat (thoifah mansuroh) maka bisa dinilai dengan dalil-dalil yang mereka bawakan, amalan-amalan yang mereka kerjakan, serta tokoh-tokoh yang mereka jadikan referensi (bukan berarti menolak perkataan orang diluar kelompok karena itu bertentangan dengan ucapan seorang imam yang tertemuka, Imam asy Syafi'I salah satu imam dari imam empat madzhab mengatakan "seluruh persaksian ahlul kiblat dapat saya terima kecuali satu (RAFIDHOH/ SYI'AH)". Juga sabda nabi salallahu'alaihi wassalam, "jika ada seorang ahlul kitab yang datang membawa sebuah kisah ataw cerita kepadamu jangan langsung kamu terima dan juga jangan langsung kamu tolak", tapi diperintahkan untuk diperkisa keberannya.
al akh Agus Setiawan.

Senin, 07 Oktober 2013

MENGARAHKAN HASRAT PEMUDA KEARAH YANG POSITIF

Era modern merupakan era pembunuhan karakter, sifat, harga diri, juga yang lainnya bagi para pemuda. namun islam mempunyai solusi tuk menyalurkan hasrat mereka. mungkin para pemuda akan berfikir dan bingung akan banyaknya kelompok-kelompok islam yang mengaku sebagai kelompok yang benar, disini akan menemukan beberapa solusi tuk memilih dan menilai mana islam yang haq (benar sesuai dg tuntunan al qur'an dan as sunnah) dan mana islam yang batil (yang menyelisihi al qur'an dan as sunnah). Allah 'Azza wajalla berfirman, "Apa yang diberikan oleh rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya". (QS. al Hasyr : 7). dari sini memang masih samar karena setiap penda'wah (da'i) menampakkan keislaman yang begitu memukau dan meyakinkan, jika demikian bisa dinilai lagi dengan beberapa dalil yang mudah dipahami dan dipelajari.
Dalil pertama.
hadits mengenai percakapan rasulullah dengan salah satu sahabatnya. sahabat itu bertanya "wahai rasul mereka semua bertanya tentang kenikmatan-kenikmatan, saya bertanya tentang keburukan-keburukan yang akan terjadi. adakah setelah kenikmatan itu keburukan? "ada kata rasul. sahabat itu bertanya lagi, "adakah setelah keburukan itu kenikmatan? rasul menjawab "ada cuma kenikmatan-kenikmatan itu tertututp oleh keburukan. dan setiap itu ada penyerunya, berhati-hatilah terhadap penyeru yang mengajak kepada keburukan". (HR. Bukhari) hadits ini yang dikenal juga dengan hadits dakhon.
dallil kedua.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman.
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali bertobat kepada-Nya serta dirikanlah sholat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama agama mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka". (QS. ar Rum :30-32)
dallil ketiga.
Rasulullah Shalallahu'alaihi Wassalam bersabda.
"Aku berwasiat kepada kalian hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat kendati kalian diperintahkan seorang budak. sungguh, orang yang masih hidup diantara kalian speninggalku, maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, karenanya hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah khulafa-ur Rasyidin. peganglah erat-erat sunnah tersebut dan gigitlah dengan gigi gerham kalian. danjauhilah oleh kalian setiap perkara yang baru (dalam agama), karena sesungguhya setiap perkara yang baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". (HR. Abu Daud, Tirmidzi)
masih banyak dalil-dalil yang lain yang senada dengan dalil-dalil yang telah disebutkan dan ditambah dengan teman (sahabat) yang baik, yang selalu membantu kita jika mengerjakan kebaikan serta menegur kita jika melakukan kesalahan (HR. Bukhari). juga seorang guru yang benar-benar mengerti akan al qur'an dan as sunnah. karena jika sesuatu dipegang bukan dengan ahlinya maka tunggulah saat-saat kehancurannya (al hadits).